Jumat, 27 April 2012

Jodoh Terbaik Pilihan Allah



Jodoh memang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sebelum mengetahui takdir Allah atas jodoh kita, pastilah setiap pasangan harus melewati masa-masa menentukan pilihan. Sah-sah saja seorang ikhwan memilih al ukh yang membuatnya aman dan  nyaman, begitu istilah yang ia pakai. Nyaman dilihat, nyaman diajak bicara, nyaman dalam pandangan manusia, pendeknya nyaman dalam segala hal. Kriteria calon pasangan hidup pun dibuat  begitu detail. “Cantik  dalam pandangan umum,” begitu tulis salah seorang ikhwan dalam proposal nikahnya.

Sungguh  ada   perasaan  kagum yang luar biasa pada seseorang  yang memutuskan  memilih pasangan hidup yang “biasa saja”, walaupun jika ia mau, sebenarnya akan dengan mudah memiliki yang lebih dari itu. Bisa saja  al akh itu memilih wanita yang lebih cantik, lebih muda, lebih pintar, lebih terpandang dalam latar belakang dan status sosial, tetapi ia tidak melakukannya.

Ada juga al akh yang bersedia menerima seseorang yang jauh “berbeda” dengan dirinya. Sangat  tidak  sekufu, begitu istilahnya. Semuanya ia lakukan untuk kepentingan dakwah dan dalam rangka mempersembahkan pengabdian terbaik pada Rabbnya.
Ada al akh berpenampilan fisik yang sangat jamil menikah dengan al ukh yang berusia beberapa tahun  di atasnya. Wanita itu berpenampilan fisik biasa saja, berpendidikan di bawahnya dan dalam beberapa hal lain  juga di bawah sang suami.
Ada juga  al akh yang berpendidikan cukup tinggi dari sebuah perguruan tinggi ternama dengan  jaminan pekerjaan yang pasti, bersedia menikah dengan al ukh asisten rumah tangga. Pernikahan itu langgeng dan berakhir ketika  Allah memanggil salah satu dari mereka untuk menghadap-Nya.

Begitulah, banyak  orang saleh menjadikan pernikahannya tak semata untuk kenyamanan pribadi saja. Mereka menikah juga untuk mendukung program dakwah dan menyelesaikan problema dakwah. Rasulullah SAW dalam  pernikahan beliau juga  lebih banyak untuk kemaslahatan dakwah.
Khadijah  yang berusia lima belas tahun di atas  Rasulullah dinikahi berdasarkan petunjuk Allah. Beliau menjadi wanita pertama yang memeluk Islam dan mendukung dakwah Nabi SAW. Saudah binti Zum’ah -janda berkulit hitam dari Sudan- dinikahi oleh Rasulullah pada saat Saudah berusia 70 tahun, demi menjaga keimanan Saudah dari gangguan kaum musyrikin. Shafiyyah binti Hayyi Aktab, wanita muslimah dari kabilah Yahudi Bani Nadhir yang memiliki 10 anak dari pernikahan sebelumnya, dinikahi Rasulullah untuk menjaga keimanan Safiyyah dari boikot orang Yahudi. Pernikahan Rasulullah dengan isteri-isteri beliau  yang  lain pun mengemban misi suci  untuk meninggikan kalimatullah di muka bumi.

Contoh-contoh di atas terjadi belasan dan dua puluhan tahun yang lalu. Bahkan pernikahan suri teladan kita Rasulullah SAW telah terjadi berabad-abad silam. Untuk masa sekarang kondisinya sudah sangat berbeda. Para murrabi atau murrabiyah yang biasanya berperan dalam proses perjodohan umumnya cukup detail memperhatikan berbagai faktor. Tak hanya tingkat kesekufuan, malahan suku, asal daerah, daerah tempat bekerja, bahkan sifat, hobby, amanah, aktivitas, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya cukup mendapat perhatian. Meski begitu, kegagalan proses malah tidak jarang terjadi.

Dalam kehidupan dunia ini, kita adalah  pemain-pemain peran yang akan mendapatkan penilaian atas setiap peran yang kita mainkan dari  Sang Juri Yang Maha Adil. Kita harus senantiasa menanamkan dalam diri masing-masing untuk  selalu berusaha memainkan setiap peran dalam berbagai kesempatan dengan sebaik-baiknya. Harapan kita adalah selalu  mendapat  penilaian tertinggi dari Allah SWT. Salah satu  peran penting dalam kehidupan kita di alam fana ini adalah proses menjemput jodoh.

Mengutamakan Allah dalam proses menjemput jodoh, sama sekali bukan berarti tidak boleh tidak melanjutkan proses taaruf atas calon yang ditawarkan. Jika pun ada keberatan, alangkah baiknya kalau hal itu bukan karena hawa nafsu dan pertimbangan duniawi semata. Kita harus mengutamakan sesuatu yang Allah pilihkan melalui istikharah. Kita pun tak sepantasnya hanya mementingkan kenyamanan pribadi, tetapi akan sangat mulia kalau turut memikirkan kemaslahatan dakwah.
“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta/tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang saleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” (HR Ibnu Majah).
Jodoh adalah rahasia Allah dan  mutlak di tangan-Nya. Manusia memang hanya bisa berdoa dan berikhtiar untuk menjemputnya. Jika kita mengutamakan Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita, termasuk dalam  proses menjemput  jodoh, maka yakinlah bahwa Allah akan senantiasa bersama kita. Allah akan menganugerahi rasa cinta yang dalam pada pasangan, memberikan kemudahan dan keberkahan dalam pernikahan kita. Pun  kemudahan dan keberkahan dalam hidup kita yang dipenuhi cinta, kasih sayang,  dan keridhaan Sang Penguasa Jagat Raya, Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates